29 June 2009

Award Pertama

Kata orang, biar terlambat itu masih lebih baik daripada tidak sama sekali. Apalagi yang berhubungan dengan kegiatan ataupun hal positif. Dikarenakan ada beberapa hal, saya baru kali ini bisa memposting lagi. Kali ini saya inigin memposting tentang award pertama saya. Sebenarnya sih dah lama pengen posting tentang award ini, tapi selalu aja ada halangan. Terima kasih bwat Imam, yang sudah mau memberikan awardnya. Ini adalah award pertama saya dan mudah mudahan bukan yang terakhir. He he....

Senang rasanya dapet award ini. Bagi saya, award ini adalah penghargaan dari teman sesama blogger yang pengaruhnya cukup besar. Salah satunya adalah untuk mempererat silaturrahim antara sesama blogger. Sekali lagi terima kasih bwat Imam, semoga silaturrahim kita terus tetap terjaga. aamiin.....
read more...

12 June 2009

6 amalan hati yang menyebabkan shalat khusyu’

Sobat, tahukah mengapa kita sulit sekali shalat khusyu’? Shalat yang kita lakukan, belum membuat kita merasa nyaman. Banyak hal yang menyebabkannya.


Imam Ghazali, dalam bukunya ’bimbingan mukmin’ menjelaskan, ada enam amalan hati yang harus diupayakan bila ingin menikmati shalat khusyu’, yaitu:
1) kehadiran hati,
2) mengerti bacaan shalat,
3) me-Maha Agungkan Allah,
4) merasa takut (khauf),
5) pengharapan (roja), dan
6) malu (haya).

Bila salah satunya tidak ada, maka akan sulit merasakan kekhusyu’an dalam shalat. Demikian Imam Ghazali menuturkan.

Mari kita coba bahas satu persatu...
Kehadiran hati, berarti kita harus sungguh-sungguh, berusaha menghadirkan Allah dalam setiap detik shalat yang dikerjakan. Terkadang kita tidak berusaha untuk menghadirkan Allah dalam setiap shalat. Dengan menghadirkan Allah dan merasakan seolah-olah ia melihat kita, Insya Allah, jalan menuju kekhusyuan makindekat.

Nah.. sekarang coba tanyakan pada diri sendiri, seberapa besar upaya kita untuk menghadirkan Allah dalam shalat? Mungkin sepertinya masih jauh dari harapan.

Poin selanjutnya, mengerti dan memahami bacaan shalat. Terkadang kita tidak mengerti apa yang kita ucapkan. Bahkan ada juga orang yang tidak sadar akan ucapannya. Bila sudah paham arti dari bacaan shalat yang kita lafadzkan, tentunya akan lebih mudah mengamalkan poin lainnya.

Lalu, me-Maha Agungkan Allah, merasa bahwa kita tidak ada apa-apanya di hadapan Allah. Menyadari bahwa banyak orang yang ilmu maupun amal shalihnya melebihi kita. Apalagi kepada Allah, sangat tidak layak bila ada yang pantas untuk disombongkan. Allah Maha Agung, dan kita ini amatlah kecil dan hina dihadapan-Nya.

Poin ke empat, tumbuhkan rasa takut (khauf). Dengan adanya rasa takut, otomatis kita sangat ingin meminimalisir kesalahan sekecil apapun dalam shalat. Boleh jadi inilah sebabnya mengapa orang-orang shalih jika mau shalat, sudah gemetaran. Contoh kasus nyata adalah ketika Sahabat Abu Bakar as-Siddiq bila membaca ayat yang berisi siksa dan ancaman bagi mereka yang lalai kepada-Nya, tubuhnya akan gemetar ketakutan. Ini dikarenakan Abu Bakar merasakan takut seandainya ia tidak diampuni dosa-dosanya.

Namun, tentu rasa takut (khauf) hendaknya dibarengi perasaan berharap terhadap rahmat dan ampunan Allah (roja). Keduanya tak boleh berlebihan. Harus seimbang.

Setelah itu kita harus ada rasa malu (haya). Ketika kita malu pada teman, orang tua, guru, dosen, tentu kita akan merendah dan menunduk. Apalagi rasa malu ini ditujukan kepada Allah. Seharusnya kita merasa lebih patuh dan tunduk kepada Allah.

Dalam prakteknya, syeitan selalu saja tidak akan merasa lelah untuk terus menggoda kita. Caranya ketika kita shalat, syeitan memunculkan pikiran-pikiran yang sebelum shalat tidak ada. Ataupun bisa juga membuat kita merasa ngantuk,dsb.

Semoga dengan terus berlatih dan dengan usaha yang tak kenal menyerah, kita akan dibimbing oleh Allah agar mampu khusyu’ dalam shalat. Amiin..

Sumber : Media Swadaya

read more...